Rabu, 27 Maret 2013

Macam-macam Penyakit Parkit


Penyakit merupakan hal yang wajar dalam peternakan, baik itu disebabkan oleh virus atau bakteri. Skala penyakit ini bermacam-macam dari yang menyebabkan kerugian/kematian kecil atau besar. Penyakit seringkali menyerang burung parkit yang relative muda karena kekebalan burung ini belum sempurna. Penyakit pada burung parkit ini sering membuat peternak frustasi dan akhirnya gulung tikar.
Akan tetapi berbagai penyakit buring parkit ini dapat di cegah atau di minimalisir dampaknya terhadap ternak kita. Dengan menjaga kebersihan kandang dan pola makan burung parkit. Berikut kami sampaikan berbagai macam penyakit yang menyerang burung parkit :
A.      Psittacose
Di Negara-negara eropa seperti : Perancis, Belanda, Inggris, Jerman, Belanda sering menyebutnya dengan istilah “Penyakit Burung Betet”. Memang sesuai namanya karena penyakit burung betet ini atau psittacose seakan-akan hanya menyerang burung betet atau burung paruh bengkok saja. Menjelang perang dunia kedua Negara-negara tersebut pernah dilanda penyakit ini dan hamper memusnahkan burung peliharaan dari berbagai keluarga paruh bengkok.
Penyakit ini disebabkan oleh viris yang dapat pula menyerang unggas. Ddalam tubuh burung virus ini dapat hidup sehingga bagi yang dihinggapi, tidak menunjukkan gejala penyakit akan tetapi tubuhnya lama kelamaan semakin kurus karena kurang nafsu makan dan akhirnya burung itu akan mati.
B.      Diarrhae atau gangguan Usus
Penyakit ini sangat popular bagi peternak parkit, kalau petrnak telaten membersihkan kandang penyakit ini tidak banyak menimbulkan kerugian. Tanda-tanda penyakit ini adalah gerakan burung lamban, bertengger dengan badan mengkerut, Buku berdiri, mata sayu serta dubur penuh kotoran (mencret).
C.      Pilek
Penyakit ini sama popular dengan penyakit mencret, apabila peternak kurang cepat menanganinya akan cepat sekali menular dan banyak membawa kematian. Tanda-tandanya adalah hidung berlendir, gerakannya lamban, nafsu makan kurang, bulu berdiri, biasanya kepala disembunyikan diobawah pangkal sayap.
D.      Rabun
Rabun adalah penyakit gangguan mata yang menyebabkan berkurang patau rusaknya penglihatan burung parkit. Tanda-tandanya adalah burung murung, apabila terbang sering nabrak, nafsu makan berkurang.
E.       Bubul
Penyakit ini disebabkan oleh binatang-binatang kecil yang ada di dalam sangkar yang membentuk sarang berupa timbunan kapur dalam tubuh burung. Tanda-tanda penyakit ini adalah : pada tungkai, jari kaki, paruh, hidung dan sekitar mulut dipenuhi kapur yang membengkak. Penyakit ini disebabkan karena kandang kotor dan jarang dibersihkan.
F.       Kaki Membuka
Penyakit kaki membuka adalah penyakit cacat kaki yang diderita sejak anak-anak burung masih dalam dekapan induknya. Tanda-tandanya : kaki membuka kesamping kanan atau kiri, burung tidak dapat berdiri normal.
G.     Degeneratie
Sebenarnya ini buka merupakan penyakit akantetapi merupakan bawaan dari lahir. Misal jari kaki mengepal tidak dapat dibuka, tungkai bengkok, paruh bawah terlalu panjang, sayap tidak imbang, kaki terbuka. Hal itu disebabkan perkawinan sedarah menyebabkan keturunannya menjadi inteel atau degeneratie.
H.     Vertigo
Penyakit ini lebih popular dikenal dengan penyakit ayan atau penyakit saraf, mengingat sarafnya yang terganggu. Ntanda-tandanya adalah kepala berputar-putar.
I.        Meranggas
Meranggas atau rontok bulu merupakan hal yang wajar terjadi disetiap jenis unggas hal itu terjadi karena umur atau pengaruh musikan oleh penyakit, tanda-tandanya adalah rontok bulu yang berkepanjangan. Walaupun tidak menimbulkan dampak yang besar tapi penyakit ini juga mengganggu peternak parkit.
Berikut merupakan macam-macam penyakit parkit, untuk penangananya insyaalllah akan saya tulis di artikel selanjutnya.

PROSPEK BETERNAK PARKIT

Peluang Usaha parkit masih terbuka lebar untuk dikembangkan. Hal ini terkait kebutuhan akan burung ini yang terus meningkat, bahkan puluhan tahun tetap eksis di pasaraan. Burung yang memiliki warna yang indah ini relatif mudah diternakkan dibanding burung lainnya, semisal lovebird, kenari atau murai batu. Penggemar burung ini tidak pernah surut Baik itu hanya untuk penghias rumah ataupun untuk ditangkarkan kembali. Dipasaran sekarang harga anakan rata-rata seharga 60ribu rupiah sedangkan ditingkat peternak biasa 50riburupiah untuk harga indukan 90ribu Rupian.
Burung mungil mulai bertelur rata-rata pada umur 3 bulan dan setelah 5 bulan dapat menghasilkan anakan, jenis burung ini bisa berproduksi 2,5 bulan sekali sehingga rata-rata produksi pertahun antara 4-5 kali masa produksi. Burung ini dapat berproduksi sampai umur 3 tahun, kalau mekananya baik bahkan 5 tahun masih bisa berproduksi. Bagi peternak pemula tahap-tahap yang harus di lakukan yang pertama adalah menyiapkan kandang, kemudian diberi tempat/sangkar untuk bertelur (kalau orang solo biasa menyebutnya glodok), kemudian pengadaan bibit, Pemberian Pakan, Menejemen Pemeliharaan. Kesemuanya sangat penting demi keberhasilan dan mendapatkan keuntungan yang maksimal.


Berikut analisa peluang ternak parkit :
Beberapa asumsi : 
  1. Indukan yang dipelihara terdiri dari 50 pasang  induk janta/betina
  2. Tenaga kerja juga di abaikan karena sifat usaha ini adalah sampingan/tambahan bukan usaha pokok
  3. Indukan yang dipelihara mulai dari anakan sehingga masa tunggu sampai menghasilkan anak kurang lebih 5 bulan
  4. Perhitungan dihitung selama 3 tahun
  5. Kematian ternak dan Penyusutan kandang juga diabaikan
Biaya/modal usaha:
  1. Harga anakan perpasang (harga pasar) Rp 60.000/pasang, sehingga diperlukan modal untuk induk yaitu : Rp 60.000 x 50 ekor = Rp 3.000.000
  2. Biaya pakan Rp 50/psg/hari sehingga Rp 200 x 50 ekor x 365 hari = Rp 3.650.000
  3. Vitamin dan obat-obatan Rp 1000/ekor sehingga total untuk semua Rp 1000 x 60 ekor = Rp 60.000
  4. Biaya pembuatan kandang Rp. 2.000.000
  5. Total modal usaha Rp 8.710.000
Pendapatan usaha :
  1. Harga parkit Rp 50,000/pasang (di jual ke pengepul) dan jumlah produksi anakan parkit(tahun pertama 4 kali masa produksi satu pasang menghasilkan anak rata-rata 2 pasang : 2 x 4 : 8 pasang) Berarti 50 pasang dapat menghasilkan anakan (pada tahun pertama) 8 x 50 = 400 pasang. harga sepasang Rp. 50.000 berati Rp. 50.000 x 400 = 20.000.000
  2. kita dapat menghasilkan anakan lagi selama 2 tahun dengan keuntungan yang berlipat (dirata-rata pertahun sepasang parkit sekali produksi dihasilkan 2psg anakan dengan masa produksi 5 kali jadi 2 x 5 x 50 x 50.000 = Rp. 25.000.000 dikalikan 2 tahun = Rp. 50.000.000
  3. Penjualan induk afkir sepasang Rp. 40.000 jadi 50 x 40.000 = Rp. 2.000.000
  4. Pakan selama 2 tahun (satu tahun Rp. 3.650.000) 2 x 3.650.00 = Rp 7.300.000
  5. Vitamin dan obat-obatan (satu tahun 60.000) 2 x 60.000 = Rp. 120.000
  6. Total pendapatan usaha Rp. 72.000.000
Laba Usaha :
Total pendapatan tahun pertama Rp. 20.000.000 - Rp. 8.710.000 = 11.290.000
Total pendapatan tahun ke 2 dan ke 3, Rp. 50.000.000 - (7.300.000 +120.000) = Rp. 42.580.0000
Total pendapatan yang di hasilkan satu periode = (pendapatan tahun pertama + pendapatan tahun ke 2 dan ke 3 + Penjualan induk afkir) 
= Rp. 11.290.000 + Rp. 42.580.000 + Rp. 2.000.000 = Rp. 55.870.000


Analisa Kelayakan Usaha
Return Cost Ratio (R/C)
Total penerimaan              Rp 72.000.000
R/C =  ———————– = ——————— = 4,46
Total biaya                    Rp 16.130.000
Dengan nilai R/C 4,46 berarti usaha ini dinilai layak untuk diusahakan. Setiap penambahan biaya Rp 1,- akan memperoleh penerimaan Rp 4,46,-
Pendapatan akan masih bisa bertambah apabila anakan parkit yang dihasilkan 1 pasang parkit bisa maksimal mengingat parkit dapat bertelur hingga 8 butir telur setiap periode.
Berikut analisa kelayakan usaha budidaya parkit untuk saat ini, mohon maaf kalau ada kesalahan dan kekeliruan. Diharapkan pada para pembaca meninggalkan satu atau dua patah kata demi perkembangan tulisan ini. terima kasih atas saran dan kritiknya. 

SUMBER